24 Mei 2009

Rahasia Diantara Kita Dan Pengemis

kadang kita begitu bangga saat kita bisa memberikan uang receh lima ratus rupiah kepada seorang pengemis yang kita temui dijalan. kita merasa bangga karena kita sudah menganggap diri kita sebagai seorang dermawan...

namun sebenarnya kita tidak lebih dermawan daripada seorang pengemis yang telah kita beri receh lima ratusan tadi..

kok bisa...?
bayangkan, hanya dengan lima ratus rupiah yang kita beri, seorang pengemis bisa dengan setulus hati mendoakan kesehatan kita, mendoakan agar kita selalu diberi rejeki, dan juga mendoakan tentang keselamatan kita...

namun, apa yang terjadi dengan seonggok daging yang menganggap dirinya sendiri sudah cukup dermawan hanya dengan memberikan uang receh lima ratus rupiah kepada pengemis. kadang kita menerima uang dengan jumlah yang jauh berlipat lipat daripada limaratus rupiah. namun, coba kita tanyakan kembali kepada diri kita sendiri. pernahkah kita bersyukur..?? pernahkah kita berterima kasih..?? perbahkah kita mendoakan orang yang telah memberi kita uang..??

maaf. masi banyak diantara kita yang masi nggrundel nerima uang tersebut. entah kurang lah, entah belum cukup lah, entah apalah, dll. bahkan kadang kita harus mengumpat dalam hati, dan memaksa otak kita untuk berpikir buruk *contoh : dasar hrd baj###an, masa sempet2nya korupsi gaji kita* padahal belum tentu pula pihak hrd yang korupsi...

sebagai makhluk tuha yang paling sempurna, dan jika kita merasa diri kita lebih baik dari pada seorang pengemis.. marilah kita bantu mereka, masi banyak saudara saudara kita yang hidup terlantar. bahkan masi banyak juga saudara saudara kita yang saat ini berpikir.. "apakah nanti aku masih bisa makan...???"

ranggagoblog

Artikel Terkait:

22 comments

24 Mei 2009 pukul 19.31

huhh...jadi sadar nih aku,he..
btw mas makhluk tuha itu apa????
bagusmas postingannya...

24 Mei 2009 pukul 21.07

aku jadi mau menagis

24 Mei 2009 pukul 21.09

bagus sekali

24 Mei 2009 pukul 21.12

good good

24 Mei 2009 pukul 21.20

@duniapolar: maksudnya makhluk tuhan....hehehehheheehehhe..
Oiya ngga, emang bener tuh, setuju ...
Ber dermawan menunjukkan kalo kita bersyukur......nice ngga...

24 Mei 2009 pukul 22.31

:) rangga ngemeng serius nih.
hmm mesti di tanggepin serius juga
biar gak kena pentung hihihihi
kalo yang ngemis di jalanan itu mang profesinya ngemis ya rang

miris banget ngeliat mereka yg harus bertaruh dengan nasib setiap harinya

Anonim
24 Mei 2009 pukul 23.18

Weh... Saya jarang banget memberi ke pengemis. Saya cuman mendoakan aja. hehehe.

25 Mei 2009 pukul 00.23

Oiya ngga, ada sesuatu untukmu di blogku...diterima ya...

25 Mei 2009 pukul 00.53

menggugah perasaan saya

25 Mei 2009 pukul 02.53

@polar : alhamdulillah... hihihihi..
@adjie :terimakasiiih.....
@buwel : terimakasiiih... nanti aku mampir kesana mas..
@dwina : emang terkadang kita selalu menerka dan berprasangka... tapi saya rasa ibadah adalah urusan kita dengan yang diatas.. soal mereka jujur atau gak jujur... tapi keikhlasan kita pasti akan tetap dicatat oleh yang di Atas... :)
@keboaja : berdoa tai ikhlas lebih baik daripada memberi tapi tidak ikhlas... :)
@cempaka : terimakasih.....

25 Mei 2009 pukul 03.19

ralat
@keboaja:berdoa tapi ikhlas lebih baik daripada memberi tapi tidak ikhlas....:)

kekekekekekk

25 Mei 2009 pukul 03.36

ikutan nimbrung ahh :)

25 Mei 2009 pukul 05.04

Bingung ngga', Sekarang susah mbedain pengemis metropolis sama pengemis yang benar2 untuk makan.

25 Mei 2009 pukul 08.40

nice post...mantap pencerahannya..and maaf saya ikutan koment..

25 Mei 2009 pukul 16.03

Nice posting kuadrat bro.hehehe
tapi kalu 5 pengemis tiap hari dtg k rmh t kayax doi doyan yah??

25 Mei 2009 pukul 21.54

itulah kenapa saya lebih suka bersoqakoh ke masjid *bukan bermaksud riya* daripada ke pengemis. ketika kita memberi ada keinginan dalam hati (meski secuil) untuk di doakan, dipuji, bla bla bla. selain itu karena saya berfikir mereka akan terus terusan manja tanpa berusaha bekerja.

oia kenalan dengan blog baru ya *nyodorin tangan* kok diem ce salaman donk. ditunggu kunjungan balik dan komentarnya terutama dalam tulisan 'manjakan mata, telinga dan waktu anda ...'. awas lho kalao engga berkunjung tak jithak pakai tiang listrik wakakaka *kabuuurr *ngumpet

Anonim
26 Mei 2009 pukul 10.52

Iya.. bahkan bisa jadi orang hrdnya lebih baik dari kita yang misuh-misuh ya.. bersyukur..bersyukur..

26 Mei 2009 pukul 14.40

wah.. isi postinga mu bertentang dengan definisi saya terhadap pengemis pada postingan saya yang lalu, namun begitulah sebenarnya jika memang benar2 mereka tidak berkampuan, dan bar2 mendoakan. bedanya dalam postingan saya, pengemis saya maksud, adalah memang pengemis yang tak layak untuk mengemis, kckck..

27 Mei 2009 pukul 02.13

:D :D :D :D

27 Mei 2009 pukul 02.40

hmm..... terkadang malah sebaliknya mas
Ketika ada yang datang ke depan kita meminta sumbangan, terus kita gak bawa duit banyak. ketika kita memberikan recehan, mereka malah membuangnya begitu saja...
Kalau ini tersinggung kali kayaknya :D

27 Mei 2009 pukul 03.46

aku gak pernah berpikir untuk perutku karna diluar sana ada jutaan anak yang lebih lapar dari perutku :(

27 Mei 2009 pukul 15.33

hmmmmm...
ngga'....
klo yg ngemis emg bener2 buat makan pasti doain...
tp klo ngemisnya cuma buat profesi y g bakalan doain...
jadi gimana donk???!!!
:@

Posting Komentar

[ Kotak Komentar Klasik ]

bagi yang koneksinya lagi sakit/make HP/kesulitan dengan kotak komentar dibawah, silahkan klik link kotak komentar klasik diatas untuk meninggalkan komentar

RanGGaGoBloG Copyright © 2009 TEMPLATESsimple black red by ranggagoblog templates