13 Juli 2009

62,7% remaja yang duduk di bangku SMP pernah berhubungan intim

hehehe beberapa waktu yang lalu sempet komeng di postingan si ferdi yang judulnya Dia Bangga Punya Kondom Di Dompetnya, waktu itu aku hanya ketawa ngakak ajah... dan aku sempet bilang kalo aku mau postingin alesdannya kenapa aku ketawa.... hehehehehe....

beberapa hari yang lalu aku juga sempet nulis tentang parahnya anak anak smp zaman sekarang.... dua hal diatas yang bikin aku tambah semangat buat repost tulisan yang pernah aku tampilin di facebook ku beberapa waktu yang lalu... tulisan itu sebenernya aku ambil dari harian kompas....

jika udah pada penasaran... ini dia tulisannyah... hihihihihihih....


JAKARTA, SENIN — Banyak sekali orangtua sekarang terperangkap dalam ketidaktahuan dan tidak tahu harus berbuat apa menghadapi maraknya peredaran materi pornografi, baik dalam bentuk keping cakram, video games, maupun komik. Padahal, anak-anak makin rentan terpapar materi pornografi yang pada akhirnya bisa menimbulkan kecanduan seks dan merusak otak.

Demikian disampaikan Ketua Pelaksana Yayasan Kita dan Buah Hati Elly Risman dalam seminar bertema "Memahami Dahsyatnya Kerusakan Otak Anak akibat Kecanduan Pornografi dan Narkoba dari Tinjauan Kesehatan Intelegensia", Senin (2/3), di auditorium Departemen Kesehatan, Jakarta.

"Banyak orangtua tidak tahu harus berbuat apa ketika anaknya mogok sekolah, mulai kelas lima sekolah dasar sampai sekolah menengah atas karena main games tak henti-hentinya," kata Elly Risman. Hampir tiap hari ada saja berita tentang anak dan remaja berbuat mesum dan foto bugil yang ditayangkan, baik di televisi, maupun dinikmati rekan sebaya mereka.

Dalam Pertemuan Konselor Remaja Yayasan Kita dan Buah Hati dengan 1.625 siswa kelas IV-VI sekolah dasar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi tahun 2008 terungkap, 66 persen dari mereka telah menyaksikan materi pornografi lewat berbagai media. Sebanyak 24 persen di antaranya lewat komik, 18 persen melalui games, 16 persen lewat situs porno, 14 persen melalui film, dan sisanya melalui VCD dan DVD, telepon seluler, majalah, dan koran.

Mereka umumnya menyaksikan materi pornografi itu karena iseng (27 persen), terbawa teman (10 persen), dan takut dibilang kuper (4 persen). Ternyata anak-anak itu melihat materi pornografi di rumah atau kamar pribadi (36 persen), rumah teman (12 persen), warung internet (18 persen), dan rental (3 persen). "Kalau kita jumlahkan, yang melihat di kamar pribadi dan di rumah teman, berarti satu dari dua anak melihatnya di rumah sendiri," ujarnya.

Adapun hasil survei yang dilakukan Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia tahun 2007 menunjukkan, sebanyak 97 persen dari responden pernah menonton film porno, sebanyak 93,7 persen pernah ciuman, petting, dan oral sex, serta 62,7 persen remaja yang duduk di bangku sekolah menengah pertama pernah berhubungan intim, dan 21,2 persen siswi sekolah menengah umum pernah menggugurkan kandungan.

Kondisi ini terjadi karena mereka sudah terpapar pada pornografi sejak belia. Hal itu dikatakan Elly. Dari pertemuan Yayasan Kita dan Buah Hati dengan puluhan ribu orangtua di 28 provinsi ketika seminar, pihaknya menemukan rata-rata hanya 10 persen dari para orangtua yang bisa menggunakan peralatan atau permainan canggih yang mereka belikan untuk anak-anak mereka.

Bahkan, belakangan ini banyak situs internet dengan nama yang tidak terkait dengan materi seks ternyata mengandung materi pornografi. Beberapa dari situs itu bahkan menggunakan nama tokoh kartun yang digemari anak-anak seperti Naruto, serta memakai istilah nama hewan seperti lalat atau nyamuk yang biasanya dibuka anak-anak itu ketika mengerjakan tugas sekolah.

Mereka umumnya tidak tahu dampak negatif video terhadap kerusakan otak anak. "Kita berada dalam kultur abai pada anak sendiri. Di sisi lain, kita semua belum menganggap bencana pornografi itu sama pentingnya dengan masalah flu burung, HIV/AIDS, narkoba, dan penyakit-penyakit menular lainnya," ujarnya.

Maka dari itu, ia mengajak agar para orangtua, baik ayah maupun ibu, lebih terlibat dalam pengasuhan anak-anak mereka sejak belia. Kurangnya peran ayah dalam pengasuhan anak pada usia dini, khususnya pada anak lelaki, mengakibatkan terputusnya jembatan komunikasi antara orangtua dan anak. Hal ini membuat banyak anak memilih mencari informasi dari luar rumah yang bisa jadi malah menjerumuskan mereka dalam dunia pornografi.

Pemerintah juga harus meningkatkan pengawasan terhadap peredaran materi pornografi, "Antara lain dengan membatasi atau memblokir situs-situs internet pornografi, menerapkan regulasi yang ketat terhadap video games, terutama yang mengandung materi tidak edukatif atau berbau pornografi," kata Elly.
dikutip dari : http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/03/02/16302969/937.persen.anak.indonesia.pernah.ciuman.petting.dan.oral.sex

kali ini aku gak mau membahas... tentang ni tulisan... bagi yang mau berbagi unek unek silahkan koment yaah... hihihihihih...

ooo iya... buat ferdy... kenapa kemarin aku hanya ketawa... karena fakta yang ada ya kaya gini... jangankan yang udah kuliah... yang anak anak smp aja juga udah banyak yang berani kaya gituan... bahkan tanpa pengaman... trus.. mainnya di tempat tempat yang menurutku tu aneh aneh... hihihihihihihi.....

Artikel Terkait:

43 comments

13 Juli 2009 pukul 19.00

wadoooooh!!! pingsan..zzzzz

13 Juli 2009 pukul 19.00

ckckckck... pergaulan jaman sekarang makin serem yaahhh.... miris banget dah...

"maennya di tempat yg aneh2"? kamu pengalaman yah,, hehehhe.. piiisss.. ^^V

13 Juli 2009 pukul 20.10

Oh...tidak !. Angkanya lumayan tinggi ya nGga, anak SMP, astaga. Semoga berbgai npihak (ortu, sekolah, pemerintah) semakin waspada.

13 Juli 2009 pukul 20.14

hehehe,, kacau.. bisa 1 putaran tuh melewati angka 50%..kidding.. hehehe.. hebat juga anak2 SMP sekarang yaw, jaman saya pegangan tangan aja masih gemeteran, apalagi sampai yg begitu, gak kepikiran deh...

13 Juli 2009 pukul 21.56

:@: gedubrak
makin sadis saja... dulu heboh karena anak SMA yang pernah berhubungan intim. Sekarang malah turun ke SMP. ck ck ck ck...

13 Juli 2009 pukul 23.02

"62,7 persen remaja yang duduk di bangku sekolah menengah pertama pernah berhubungan intim, dan 21,2 persen siswi sekolah menengah umum pernah menggugurkan kandungan."

Gosh... Tinggi juga ya angkanya :@

14 Juli 2009 pukul 00.15

nah ini orang timur kadang munafik sok suci gini dan gitu.... padahal kenyataannya sangat berbeda jauh... dulukan ada berita yang katanya cewek di jogja yang sekian persen gak perawan...
weleh weleh

14 Juli 2009 pukul 00.45

kalo udah gini, siapa yang harus kita salahin? hayyyooooo....

14 Juli 2009 pukul 00.51

yang jelas diriku dulu kagak

14 Juli 2009 pukul 01.09

masya allohhhhhhh...moga baiklah ini negeri....

14 Juli 2009 pukul 01.51

@mata hati : ambulaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan....
@yoliz : halah.... sayah mah pengalaman ngintip aja :D
@newsoul : begitulah mbak...
@stop : wakwakwkawka... kaya pilpresssss...
@witho : sadis...???
@ariyanti : hu uh...
@edylaw : bang kok ada yang broken link tooo...???
@quinie : sembunyi akh....
@suwung : kagak apa kang...???
@buwel : amiin...

14 Juli 2009 pukul 02.00

mas yang bener ya 0 % ko gitu sih

14 Juli 2009 pukul 02.04

@ajie : maksudnyah...???

14 Juli 2009 pukul 03.11

Gilee bener, itu statistik dari mana yach ?

14 Juli 2009 pukul 04.40

Agak mengejutkan sob infonya... Kebebasan internet yang di salah gunakan menjadi salah satu faktor tuh kayaknya sob... mending menjadi remaja yang aman2 aja dech... :)

14 Juli 2009 pukul 05.24

Parah banget ya anak kecil jaman sekarang, perasaan dulu pas SMP aku biasa-biasa aja alias cupu

14 Juli 2009 pukul 06.48

waktu jamanku smp yang parah begini yah...
saat ini kemampuan berpikirsemakin meningkat tapi moral dan sikap semakin merosot tapi gak semuanya kok

Intinya ketakwaan perlu ditingkatkan sebagai filter utama perkembangan jaman yang semakin kebarat-baratan

14 Juli 2009 pukul 06.52

wah wah wah kok serem gitu ya?

14 Juli 2009 pukul 07.34

waduh edan juga yah, jaman sekadang pergaulan bebas dan gak dibatasin. perlu pelindung dan menjaga diri neh. tidakkkkkkkkkkkk

14 Juli 2009 pukul 07.36

gedubrak pengn ktawa ada juga satu putaran yah? baca coment2 diatas. he3...

14 Juli 2009 pukul 07.43

Y ampun cri oksigen dulu diriku... Salahkn orang tua yang tdk pernah mengajarkan pendidikn SEX !!! Tp lingkungan jg penting pengaruhx.

14 Juli 2009 pukul 08.10

Haa...? segitunya yaaa...

Untunglah masa itu dah lewat...tapi anak2 ku nantinya....?

Mudahan tak begitu....

boleh tukeran link kah fren...????

14 Juli 2009 pukul 09.12

hii.. susah ya klo uda kepengaruh lingkungan

14 Juli 2009 pukul 09.13

hyak ampyuuunnnnn..... dunia udah amburadul kayaknya :|

14 Juli 2009 pukul 09.15

Kita semua mesti prihatin akan hal ini,....
sudah sedemikiankah moral generasi penerus kita?

14 Juli 2009 pukul 09.39

Menyedihkan :o

14 Juli 2009 pukul 10.06

Astagfirulloh... begicukah anak2 smp kita jaman skrng.
Apa mereka gak pernah knal ama yg namanya surga neraka.
Zina itu hukumnya berat lho Ngga...

14 Juli 2009 pukul 10.23

Anjrit! Parah br0!
Parah skrg!
Ng0m0ngin sex skrg sm anak SMP pst mrka ud tau aj. Bahkan tau drpd gw...
Gw mikir, ada 3 :
INI GARA2 INTERNET,
IMAN KURANG,
ORG TUA TAKUT BICARA SEX KE ANAK.
Yah, begitulah pendapat gw, ngga...

Hei... Gw terharu lho ada link gw dsna... Smpi k judul2x pun di link... H0h0h0.. Great thanks, rangga!

14 Juli 2009 pukul 11.07

sek...kesek..kesek.... :@

hebat ya Endonesa...!!!!

14 Juli 2009 pukul 11.20

Mengerikan sekali mas.... asal jangan ikut-ikutan lho ya...
Makasih banyak ya dah mampir...

14 Juli 2009 pukul 13.01

waahh...
menakutkan sekali ya jaman skrg...duuh
takut jg klo ntar punya anak niih...

14 Juli 2009 pukul 14.39

haha.. berhubungan intim 62 persen gitu gimana caranya ya...

14 Juli 2009 pukul 15.06

hehehehe... kalo masalah siapa yang salah sih saya rasa pada kasus ini orang tua lah yang patut disalahkan... karena keluarga dalam hal ini orang tua adalah filter utama bagi mereka... baik internet maupun pergaulan gak akan banyak berpengaruh jika orang tu telah menjadi filter yang efektif... pada masa ini... mungkin sikapm terbuka antara orang tua dan anak akan lebih banyak membantu untuk mencegah terjadinya hal hal yang tidak diinginkan...

14 Juli 2009 pukul 16.28

Sebagai orangtua dan sebagai guru..
Trenyuh dan miris banget liat perkembangan yang kayak gini...
Weleh..weleh..tambah lama tambah parah aja ya...
Tapi aku masih optimis (harus optimis) bahwa yang 30% sekian itu semoga bisa mempengaruhi temannya untuk kembali ke jalan yang "benar"
Semoga mereka bisa menjadi contoh untuk jadi generasi muda yang baek buat generasi selanjutnya...

14 Juli 2009 pukul 16.34

waduuuh.......

sungguh fakta yang bikin sedih.....

14 Juli 2009 pukul 16.39

haloooooooooo.....huf..tdi bis chat ma ferdi dia nyuruh baca nih blog...n ini isinya....kyaknya klian uh sering berinteraksi di dunia bloger ?????
hehehe.....
kembali ke topik.... klo mo ngomen isinya sih dah biasa.... mau berbuat apa kita juga nggak tau selain mengingatkan teman2 dekat terutama adik kita (bagi yang punya)....klo mo ribet2 ngasih penyuluhan....mo kampanye dlll tanpa disertai peraturan yang tegas dari pemerintah tetep aj kbobolan....
tapi ada yang menarik dr kata "pornografi" setau saya Sufiks -grafi berasal dari bahasa Yunani -graphiā, dari kata graphein, "menulis" yang kemudian diserap oleh bahasa Latin menjadi -graphia.[1] Penggunaannya kemudian dipopulerkan lewat bahasa Perancis (-graphie) dan kemudian bahasa Inggris (-graphy). Akhiran ini dapat memiliki arti

Tulisan atau salinan yang dibuat dengan cara atau proses tertentu
Tulisan mengenai bidang studi / subyek tertentu
jadi kalo di gabungkan dengan kata porno yang artinya penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia secara terbuka (eksplisit) dengan tujuan membangkitkan birahi (gairah seksual), menjadi porno grafi (dari bahasa Yunani πορνογραφία pornographia — secara harafiah tulisan tentang atau gambar tentang pelacur) (kadang kala juga disingkat menjadi "porn," "pr0n," atau "porno") Pornografi dapat menggunakan berbagai media — teks tertulis maupun lisan, foto-foto, ukiran, gambar, gambar bergerak (termasuk animasi), dan suara seperti misalnya suara orang yang bernapas tersengal-sengal. Film porno menggabungkan gambar yang bergerak, teks erotik yang diucapkan dan/atau suara-suara erotik lainnya, sementara majalah seringkali menggabungkan foto dan teks tertulis. Novel dan cerita pendek menyajikan teks tertulis, kadang-kadang dengan ilustrasi. Suatu pertunjukan hidup pun dapat disebut porno.

tapi knapa film dvd dan media yang bukan berupa tlisan atau gambar bisa dikategorikan sebagai alat pornografi y???
_wikipedia_
salam hangat
-joni-

14 Juli 2009 pukul 19.12

jujur ngeri banget ngebaca fakta yang bereda sekarang ini. secara adekku masih smp dan smu cowok lagi dua2nya. aduh.... semoga mereka nggak ngelakukan hal bejat itu ya Alloh...

semuanya kembali pada kitanya sendiri. kalo mo ngebenerin orang kudu diri kita duluan yg di benerin. kalo udah mulai benerin orang2 yg dekat ama kita. keluarga nomor satu. kemajuan tech yang ada emang gak lepas dari sisi negatif.
semoga kita tetep bisa njaga batasan2 yg gak boleh di langgar

14 Juli 2009 pukul 20.19

aih semakin mengerikan, sejak SMP ??? gimana kalau SMA ?? :f

14 Juli 2009 pukul 20.41

kalo ak sih lebih ke pendidikan dari keluarganya yang salah dari awal.. serius... ini karena pengalaman sendiri, orangtua yang tunduk ma anak...

sebenarnya tampak tegas itu wajib lho.. hormat ma orang tua harus, sayangnya banyak yang takut dianggap galak ma anak.. padahal sah2 aja lo.. toh untuk kebaikan....

15 Juli 2009 pukul 11.53

Kalo anak SMP 67 persen sudah berhubungan intim, bagaimana dengan anak kuliahan atau orang dewasa yang sudah bekerja?

Kalo orang dewasa merasa miris dengan keadaan anak SMP yang 67% lebih sudah berhubungan intim, bagaimana sebenernya pandangan anak SMP melihat gaya pacaran orang dewasa??

Anak mulai SMP sudah mulai seperti itu juga karena ada yang dilihat dari orang Dewasa
tidak serta merta bisa lho..

15 Juli 2009 pukul 20.37

Oh no...!! Beritanya mengejutkan sekali. Jadi, sekarang ini para ortu harus selalu memantau anak-2nya.

16 Juli 2009 pukul 16.56

kalo anak smp sudah segitu parahnya...gimana yang kuliahan... gawat! mesti perlu pendidikan seks yang tepat dari usia anak2 -> remaja.

4 November 2009 pukul 14.54

Ya ampun,, PARAH dan menyedihkan sekali..
ambrug deh baca berita ini..
(maaf-- telat nie bacanya..! (T.T)

Tapi, menarik infonya, Mas..
(Permisi lagi... mo jalan2 ke tulisan yg laen..)

hehe.

Posting Komentar

[ Kotak Komentar Klasik ]

bagi yang koneksinya lagi sakit/make HP/kesulitan dengan kotak komentar dibawah, silahkan klik link kotak komentar klasik diatas untuk meninggalkan komentar

RanGGaGoBloG Copyright © 2009 TEMPLATESsimple black red by ranggagoblog templates