Hari ini wajah rina tertunduk lesu di depan seorang lelaki muda yang tampan. Seorang pemuda yang mungkin berlatar belakang tak jauh beda dengan rina. Seorang pemuda putra dari seorang pengurus pesantren di salah satu daerah.
Dengan muka tertunduk tak henti hentinya air mata jatuh meleleh di pipi rina. Sang pemuda yang tak lain adalah tunangannya hanya bisa terdiam dan gundah hatinya karena rina hanya menunduk dan menangis tanpa ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
Akhirnya dengan suara yang halus pemuda itupun memulai pembicaraan antara mereka berdua..
''rina, ada masalah apa kiranya yang bisa membuatmu menangis tersedu. Pernikahan kita yang hanya tinggal menghitung hari, bukankah seharusnya bisa membuat hatimu bahagia?''
''maaf mas, sebenarnya hal itulah yang membuatku sedikit gundah beberapa hari belakangan ini. Hari pernikahan kita semakin dekat, sementara sebenarnya aku masih mempunyai sedikit rahasia yang masih aku simpan.''
''rahasia???'' jawab pemuda itu dengan mimik wajah penuh tanya.
''iya mas'' jawab rina singkat.
''rahasia apa yang masih kamu simpan dariku rin?''
''sebenarnya saya takut mas, saya begitu takut untuk mengungkapkan rahasia ini. Bahkan ayah dan ibu pun selama ini tidak pernah aku beritahu tentang rahasia ini. Tapi aku rasa mas harus tau, walau bagaimanapun mas adalah calon suamiku, calon pendamping dan pembimbingku, tak patut kiranya jika aku masih menyimpan rahasia walaupun cuma sekecil debu.''
''lalu, apakah rahasia yang masih kamu simpan itu rin?'' jawab pemuda itu seakan dia tidak sabar ingin mendengarkan pengakuan dari wanita muda yang telah dikenal dan dekat dengan dia semenjak 4 tahun silam.
''maaf mas, mungkin mas akan kecewa bahkan marah kepadaku setelah mendengar rahasiaku, jika mas mengakhiri hubungan dan pertunangan kita karena pengakuanku aku ikhlas mas.''
''bicaralah rin, aku akan mendengarkan segala pengakuanmu, jika memang itu bisa membuat lega hatimu.''
''mas, a.. a.. aku sudah tidak perawan lagi.'' jawab rina sambil terbata bata, sementara air matanya tak henti hentinya meleleh dari matanya.
Pemuda itu terlihat agak terperanjat akibat ucapan rina, namun dengan segera dia menenangkan dirinya, lalu bertanya pada rina. ''kenapa, apa penyebabnya??'' jawabnya singkat.
''maaf mas, dulu ketika aku masih kuliah aku pernah di sekap dan diperkosa oleh lelaki yang tidak aku kenal, waktu itu aku bingung dan tidak tau harus berbuat apa. Untuk melaporkannya ke polisi pun aku tidak mempunyai keberanian, aku takut orang tuaku malu akibat musibah yang aku alami, hingga akhirnya aku hanya bisa memendam semua ini sendiri hingga sekarang ini.''
Sang pemuda terdiam dan hanya memandangi rina.
''maaf mas, jika baru sekarang aku berani mengungkapkan ini semua ke mas, sebenarnya sudah semenjak lama aku ingin mengungkapkan semua ke mas, namun baru hari ini akhirnya aku memiliki keberanian. Oleh karena itu apapun keputusan mas setelah ini, aku terima dengan ikhlas, aku sadar kehormatanku sudah hilang beberapa waktu yang lalu.''
setelah menyelasaikan pembicaraannya rina hanya bisa terdiam dan terisak. Sang pemuda pun juga terlihat hanya terdiam dengan mimik muka agak sedikit kebingungan. Terpancar dari sorot matanya, sang pemuda seakan menerawang jauh ke alam bayangannya. Terbayang bagai mana rina, wanita muda yang menarik hatinya, terbayang apa yang telah dijalani mereka berdua selama mereka menjalani hubungan pacaran hampir 3 tahun lamanya, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk bertunangan dan akan segera menikah.
Setelah beberapa lama suasana hening, akhirnya sang pemuda pun mulai membuka percakapan lagi.
''rina, selama ini dimataku kamu tidak pernah kehilangan kehormatanmu.''
Rina memandang wajah pemuda itu dengan tatapan heran ''maksud mas?''
''iya rin, selama ini bahkan sampai saat ini bagiku kamu adalah wanita yang terhormat, mungkin kamu bilang kamu pernah diperkosa, memang selaput daramu sudah tidak utuh lagi, namun bagiku kamu tetaplah wanita terhormat. Aku tidak akan pernah membatalkan rencana pernikahan kita hanya karena masalah selaput daramu.''
Tatapan mata rina mulai tampak berbinar, namun mimik muka keheranan tetap saja tidak bisa dia sembunyikan dari wajahnya yang cantik itu''
''kamu mungkin heran aku ngomong seperti itu'' kata pemuda itu seakan dia bisa membaca mimik muka rina ''bagiku kamu tetap wanita yang terhormat, bagiku apa yang kamu lakukan untuk menjaga hatimu hanya untukku selama 3 tahun kita berpacaran, dan juga segala kejujuran yang selama ini kamu lakukan, sudahlah cukup untuk menunjukan bahwa kamu wanita yang terhormat. Selama ini kamu tidak pernah menghilangkan kehormatanmu sebagai wanita dengan menghianati dan juga membohongiku. Bagiku itu sudah cukup rin, bahkan gadis perawanpun, jika dia hanya menghianati dan membohongi pasangannya, dia bukanlah wanita terhormat di mataku.''
Wajah rina terlihat mulai berubah menunjukan kebahagiaan yang tiada tara, namun bibirnya belum juga bisa terbuka, kebahagiaan yang dirasakannya seakan membuat bibirnya terkunci, hanya senyum bahagia yang tersungging di bibir mungilnya itu.
''rina bagiku kamu tetaplah terhormat, karena menurutku kehormatan wanita itu bukan terletak pada selaput daranya, namun kehormatan wanita yang sejati itu terletak pada hati dan juga perbuatannya'' kata pemuda itu sambil memeluk erat tubuh rina...
Akhirnya setelah tiba hari yang ditentukan, sepasang kekasih itu menikah dengan pesta yang sederhana. Namun pernikahan mereka langgeng dan penuh dengan kebahagiaan, sikap saling menghargai, menghormati, dan kejujuran yang mereka jaga membuat mereka tidak pernah terlibat pertengkaran...
15 comments
alhamdulillah yaaah si cowok dapat menerima hal ini.
banyak juga gadis yg masihberselaput dara tapi tingkah lakunya tidak terhormat
jadi pengen nikah hahahahaha....
Ammm apa ya... Inilah hidup :D.
Cinta ada untuk saling mengerti dan melengkapi, menyelasaikan masalah bukan menambahi :)
Ngga, kalau cewawakan kayak Mbak gimana, tuh? #tertohok suka gemblung2an di dunia maya :(
Eh, Mbak bukannya sibuk. Tapi beneran jarang BW. ke beberapa blog temen aja, itu juga belum semua. Tapi Mbaknya beberapa hari ini rajin posting
setuju...yg penting hatinya toh.
Wahhh, pemuda yang sangat baik hati..
pasti jarang ya sekarang pemuda kayak gitu..
cerita yg menarik. semoga rumah tangga mereka selalu lancar jaya
semoga semua perempuan dapat menjaga segala kehormatan diri
met tahun baru.
Wahhh, suaminya rina pengertian sekali. *terharuuu*
duhh bener2 terharuu,,bnyak sekali di kehidupan seperti itu,,dan tidak banyak laki-laki bisa menerima kekurangan kita,,
alhadulillah. semoga ini menjadi pelajaran berharga untuk kita semua. amin2 y robbal alamin.
subhanallah
menyentuh ceritanya.
Terharuu,,
Subhanallah,terharu baca nya ! tapi tdk banyak laki laki yg sperti itu..
Posting Komentar
[ Kotak Komentar Klasik ]bagi yang koneksinya lagi sakit/make HP/kesulitan dengan kotak komentar dibawah, silahkan klik link kotak komentar klasik diatas untuk meninggalkan komentar